kita seringkali mengaku menjadi masyarakat beradab. Tapi kenyataannya perilaku kita masih saja biadab. Kekerasan demi kekerasan tetap saja terjadi. Apalagi setiap menjelang bulan ramadhan, kekerasan berkedok agama terus saja terulang.
Agama dan keyakinan itu adalah hubungan manusia dengan Tuhan. Aku pikir semua agama mengajarkan kedamaian. Namun kenapa masih saja ada penyegelan paksa tempat ibadah kaum yang dianggap tidak sealiran. Lagipula keyakinan itu soal hati dan perilaku, bukan soal tempat ibadah. Siapa yang menjamin penyegelan itu bisa berhasil tanpa kita sentuh hatinya..?
Agama dan keyakinan itu adalah hubungan manusia dengan Tuhan. Aku pikir semua agama mengajarkan kedamaian. Namun kenapa masih saja ada penyegelan paksa tempat ibadah kaum yang dianggap tidak sealiran. Lagipula keyakinan itu soal hati dan perilaku, bukan soal tempat ibadah. Siapa yang menjamin penyegelan itu bisa berhasil tanpa kita sentuh hatinya..?
Jaman berubah dan konon kabarnya manusia makin berbudaya. Kita punya Pancasila. Dunia punya Universal Declaration of Human Rights. Kenapa pula kita masih suka berbuat sesuatu yang tak berbudaya dengan mengusik ketenangan orang yang lain yang jelas-jelas tak mengusik kehidupan kita. Masalah pemahaman yang berbeda, itu bukan salah manusia. Salah Tuhan yang membuat aturan hanya dalam garis besar dan harus ditafsirkan. Wajar bila penafsirannya berbeda-beda karena isi otak setiap orang tidak sama.
Kalo memang berniat mengajak orang mengikuti keyakinan kita, kenapa harus dengan cara seperti itu. Kita hidup di nusantara, bukan di negeri barat. Lihat sejarah kita. Masuknya agama-agama ke nusantara tanpa ada kekerasan. Jangan samakan dengan negeri orang yang harus menjalani perang salib sampai berabad-abad hanya untuk memaksa orang masuk agamanya.
Untuk apa sih mengusik keyakinan orang lain. Siapa yang menjamin orang yang pandai bidang agama tidak berbuat jahat kepada sesama.
Kalo memang menganggap diri kita tidak lagi biadab, ayo dong belajar berubah. Minimal dari diri kita sendiri, karena mengubah orang lain itu pasti sulit
Sebenarnya kita bisa melihat bahwa kita seringkali terjebak dan turut larut dalam hal yang pada awalnya ingin kita hilangkan dari sifat seseorang. Ingin menghilangkan kemaksiatan di masyarakat tapi pada pelaksanaannya kita justru ikut melakukan kejahatan.
0 komentar:
Posting Komentar